welcome


Rabu, 05 November 2014

Why Always Me ?


Pertanyaan sederhana tapi butuh jawaban yang harusnya bijaksana. Siapa yang akan menjawabnya ? Nah itu dia masalahnya? Siapa yaa? Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita, atau tak banyak yang sudah mengatakannya, seperti Mario Balotelli (kalau ga kenal, sedikit bocorannya, dia adalah pemain sepak bola dari Italia, untuk lebih lengkap dan jelasnya coba tanya mbah google saja). Pertanyaan itu tiba-tiba menjadi ‘hits’, sekitar tahun 2011 setelah Super Mario (nama panggilannya, sok akrab banget ya?) melakukan selebrasi ketika mencetak gol dengan membuka baju dalamnya yang bertuliskan Why Always Me? Apa maksudnya ? Banyak yang berspekulasi menafsirkan maksud aksi Mario ini, tapi yang sebenarnya, hanya dia dan Allah yang tahu.
Oke, tinggalkan paragraph dia atas, yang jadi masalahnya bukan siapa yang bilang, apa artinya, dan apa maksudnya, tetapi yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana menyikapi pertanyaannya dengan bijaksana, dengan cara kita, yang semoga benar menurut agama yang kita anut, Islam pastinya. Pertama, kalau terbersit pertanyaan itu, coba istighfar terlebih dulu. Kedua, tarik nafas dalam dalam lalu hembuskan supaya otak bisa berfikir dengan sejernih-jernihnya.
Pertanyaan itu biasanya, kebanyakan muncul saat tak mengenakkan, saat ada ujian yang datang, tetapi kalau saat menyenangkan kemungkinan tak akan terbayang. Why always me ? Kenapa selalu aku ? Kenapa bukan dia? Kenapa bukan mereka? Coba kenapa ? Kita telaah baik-baik keadaan kita, pernah ga terbersit prasangka baik saat menjawabnya (ingat Allah menuruti persangkaan hamba-Nya lohh), “Ya, karena aku yang membutuhkannya. Ya, karena dia ataupun mereka tak memerlukannya, mereka sudah bisa tanpa perlu menghadapinya. Ya, karena aku yang masih perlu belajar menghadapi semuanya. Ya, karena di jalan yang berbeda inilah, Allah memberikanku kesempatan untuk dekat dengan-Nya”. Pasti lebih ringan langkahnya, lebih lapang perasaannya bukan? Khusnudzon aja laah, kalau su’udzon terus capek hati capek sendiri. Satu lagi kalimat baik yang perlu diingat, kalau diliat dari segi medis -- karena yang sakitlah yang butuh obat --.
Ketika kamu sudah berusaha percaya dan berprasangka baik kepada-Nya, tapi masih bertambah lagi ujiannya? Tenang! Buka Al Qur’an surat Al ‘Ankabut ayat 2 , “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sementara mereka tidak diuji lagi?”. Atau mungkin saja Dia sedang menguji kesungguhan niat muliamu itu. Yah, bisa saja kamu ternyata cuma bisa bertahan sebentar dalam prasangka baik kepada-Nya. Ga kan? Makanya buktikan! Selamat mencobaa : )

                                                           dikirim untuk ikut berpartisipasi menjadi penulis bersama Openminds
                                                           majalah remaja dengan slogan fun, smart, sholih.
                                                           pimpinan ustadz Burhan Shodiq
                                                           semoga bisa diterima, amiin : )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar