Pertanyaan
sederhana tapi butuh jawaban yang harusnya bijaksana. Siapa yang akan menjawabnya ? Nah itu dia masalahnya? Siapa yaa? Pertanyaan
ini mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita, atau tak banyak yang sudah
mengatakannya, seperti Mario Balotelli (kalau ga kenal, sedikit bocorannya, dia
adalah pemain sepak bola dari Italia, untuk lebih lengkap dan jelasnya coba
tanya mbah google saja). Pertanyaan itu tiba-tiba menjadi ‘hits’, sekitar tahun
2011 setelah Super Mario (nama panggilannya, sok akrab banget ya?) melakukan
selebrasi ketika mencetak gol dengan membuka baju dalamnya yang bertuliskan Why
Always Me? Apa maksudnya ? Banyak yang berspekulasi menafsirkan maksud
aksi Mario ini, tapi yang sebenarnya, hanya dia dan Allah yang tahu.
Oke,
tinggalkan paragraph dia atas, yang jadi masalahnya bukan siapa yang bilang,
apa artinya, dan apa maksudnya, tetapi yang perlu kita perhatikan adalah
bagaimana menyikapi pertanyaannya dengan bijaksana, dengan cara kita, yang
semoga benar menurut agama yang kita anut, Islam pastinya. Pertama, kalau
terbersit pertanyaan itu, coba istighfar terlebih dulu. Kedua, tarik nafas
dalam dalam lalu hembuskan supaya otak bisa berfikir dengan sejernih-jernihnya.
Pertanyaan
itu biasanya, kebanyakan muncul saat tak mengenakkan, saat ada ujian yang
datang, tetapi kalau saat menyenangkan kemungkinan tak akan terbayang. Why
always me ? Kenapa selalu aku ? Kenapa bukan dia? Kenapa bukan mereka? Coba
kenapa ? Kita telaah baik-baik keadaan kita, pernah ga terbersit prasangka baik
saat menjawabnya (ingat Allah menuruti persangkaan hamba-Nya lohh), “Ya, karena
aku yang membutuhkannya. Ya, karena dia ataupun mereka tak memerlukannya,
mereka sudah bisa tanpa perlu menghadapinya. Ya, karena aku yang masih perlu
belajar menghadapi semuanya. Ya, karena di jalan yang berbeda inilah, Allah
memberikanku kesempatan untuk dekat dengan-Nya”. Pasti lebih ringan langkahnya,
lebih lapang perasaannya bukan? Khusnudzon aja laah, kalau su’udzon terus capek
hati capek sendiri. Satu lagi kalimat baik yang perlu diingat, kalau diliat
dari segi medis -- karena yang sakitlah
yang butuh obat --.
Ketika
kamu sudah berusaha percaya dan berprasangka baik kepada-Nya, tapi masih
bertambah lagi ujiannya? Tenang! Buka Al Qur’an surat Al ‘Ankabut ayat 2 , “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan
dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sementara mereka
tidak diuji lagi?”. Atau mungkin saja Dia sedang menguji kesungguhan niat
muliamu itu. Yah, bisa saja kamu ternyata cuma bisa bertahan sebentar dalam
prasangka baik kepada-Nya. Ga kan? Makanya buktikan! Selamat mencobaa : )
dikirim untuk ikut berpartisipasi menjadi penulis bersama Openminds
majalah remaja dengan slogan fun, smart, sholih.
pimpinan ustadz Burhan Shodiq
semoga bisa diterima, amiin : )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar