welcome


Rabu, 05 November 2014

SMS Sampah, ini fungsinyaa



aku       :  Na, apa kabar ? Sehaat ?
rna       :  Alhamdulillah, sehat . Qm ?
aku       :  Alhamdulillah :)
rna       :  Hehe
aku       :  Seneng ga tak sms ? Aku cuma meh mengingatkan koncomu sing iki jik urip dan masih
                menyimpan numb.mu dg baik, hahaha *abaikan*

            Petikan sms malam tadi, yah kayaknya emang udah kebiasaan sih, terkadang suka mengirim sms #sampah# kepada beberapa nama yang ada di kontak hape, kalau kamu ga pernah dapet, kemungkinannya dua, nomermu ga kesimpen di hape, atau kamu bukan temen sayaa. Oke? Kita memang ga ada apa apa. Ah, jadi inget beberapa hari yang lalu saat Sinta sms, terharuu sampai sempat mewek, ah sintaa jazakillah khoir :). Sepertinya kebiasaan senang membagi perasaan ke teman-teman susah diilangkan, padahal beberapa bulan ini sudah diusahakan. Wkwk, jadi inget sms-sms iseng yang pernah tak kirim,
“bulannya bagus hloo”
“Assalamu’alaykum”
“tok tok tok”
Panggil nama,
“Eh hujaan”
Yang paling sering kalau liat quote, ayat, kalimat yang bagus langsung tak beberkan kemana-mana, maaf ya kalau menuh-menuhin inbox anda dengan sms sampah dari saya :(. Ah, tapi ga papa lah, temen sendiri kan yaa ? (tengok kanan kiri, ga ada siapa-siapa, manggut-manggut sendiri)
Inget kutipan ini dari bang Tere Lije, jadi aku kan milih-milih kalau mau mbagi kepingan kisah, apalagi perasaan..
“Jangan biarkan 'perasaan' kalian berserakan, berceceran di facebook atau twitter. Orang yang ingin kalian cari2 perhatian toh tidak akan memperhatikannya. Laki2 yang paham, wanita yang mengerti, tidak akan menumpahkan perasaannya di dinding jejaring sosial. Terlihat sekali, lebay. Ibarat air tumpah, itu justeru berbahaya, bikin terpeleset, mengganggu. Ada banyak cara lain menyalurkan perasaan, bikin tulisan, bikin puisi, malah bisa menerbitkan buku.”

Beberapa bulan ini yah egois dikit lah, kata orang tua, egois boleh kok sekali-kali aja, soalnya ada masanya juga nanti kita ga boleh egois. Hmm, banyak teman yang perlahan mulai ga ada kabar, yah mungkin mereka sibuk. Aku pun juga, sibuk dengan perasaanku, *haiaah. Tapi ternyata cuma bertahan sebentar, soalnya ga bisa lama-lama. Tapi ada juga ding yang masih bertahan, ya Allah semoga ini bukan sombong namanya, tapi lagi ga pengen mengalah, aku ga mau sms duluan tanya kabarnya, ngucapin ulang tahun, apalagi sekedar nyampah ke nomernya. Mengingatnya, mengenangnya, hmm, sakitnya tuh di sini kali yaa…
“Ketika kita memiliki teman, maka bukan berarti kita pasti akan selalu bersamanya. Ada masa-masa kita harus pindah, mengambil kesempatan, melanjutkan sekolah, pekerjaan. Tetapi juga bukan berarti kalau sudah berpisah, maka selesai begitu saja.
Itulah gunanya persahabatan yang sejati, teman lama selalu menjadi teman, atau malah lebih spesial saat bertemu kembali, menjalin kontak kembali. Hei, jika HP, laptop, komputer, mengasyikkan kalau punya yang baru, tapi teman, semakin lama, semakin mengasyikkan.
Selalu begitu.”
Statusnya Bang Tere lagi, pas kena di hati,
Ah, iri sama mereka yang punya temen-temen lama, soalnya berasa ga punyaa, sempet keluar juga pernyataan ini pas ada yang wisuda, “Wes ngene thok ki?”. Emang segitu aja og, yaudah lah yaa..
Belajar dari banyak hal itu, sekarang lagi seneng silaturrahim, tanya-tanya kabar, sms sampah, sekedar menyapa, pokoknya ingin berusaha menjaga biar hubungannya baik-baik saja dan bisa sampai lama. Semoga.. amiin.
Kayaknya banyak keuntungan dan kebaikan menjaga silaturrahim deh ya? Ini ilmu kan ya? Kapan-kapan dibahas lagi ah..
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    -EfKa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar