aku : Na,
apa kabar ? Sehaat ?
rna : Alhamdulillah,
sehat . Qm ?
aku : Alhamdulillah :)
rna : Hehe
aku : Seneng ga tak sms ? Aku cuma meh mengingatkan
koncomu sing iki jik urip dan masih
menyimpan numb.mu dg baik,
hahaha *abaikan*
Petikan
sms malam tadi, yah kayaknya emang udah kebiasaan sih, terkadang suka mengirim
sms #sampah# kepada beberapa nama yang ada di kontak hape, kalau kamu ga pernah
dapet, kemungkinannya dua, nomermu ga kesimpen di hape, atau kamu bukan temen
sayaa. Oke? Kita memang ga ada apa apa. Ah, jadi inget beberapa hari yang lalu
saat Sinta sms, terharuu sampai sempat mewek, ah sintaa jazakillah khoir :).
Sepertinya kebiasaan senang membagi perasaan ke teman-teman susah diilangkan,
padahal beberapa bulan ini sudah diusahakan. Wkwk, jadi inget sms-sms iseng
yang pernah tak kirim,
“bulannya
bagus hloo”
“Assalamu’alaykum”
“tok
tok tok”
Panggil
nama,
“Eh
hujaan”
Yang paling sering
kalau liat quote, ayat, kalimat yang bagus langsung tak beberkan kemana-mana,
maaf ya kalau menuh-menuhin inbox anda dengan sms sampah dari saya :(.
Ah, tapi ga papa lah, temen sendiri kan yaa ? (tengok kanan kiri, ga ada
siapa-siapa, manggut-manggut sendiri)
Inget
kutipan ini dari bang Tere Lije, jadi aku kan milih-milih kalau mau mbagi
kepingan kisah, apalagi perasaan..
“Jangan biarkan
'perasaan' kalian berserakan, berceceran di facebook atau twitter. Orang yang
ingin kalian cari2 perhatian toh tidak akan memperhatikannya. Laki2 yang paham, wanita yang mengerti, tidak akan
menumpahkan perasaannya di dinding jejaring sosial. Terlihat sekali, lebay.
Ibarat air tumpah, itu justeru berbahaya, bikin terpeleset, mengganggu. Ada
banyak cara lain menyalurkan perasaan, bikin tulisan, bikin puisi, malah bisa
menerbitkan buku.”
Beberapa
bulan ini yah egois dikit lah, kata orang tua, egois boleh kok sekali-kali aja,
soalnya ada masanya juga nanti kita ga boleh egois. Hmm, banyak teman yang
perlahan mulai ga ada kabar, yah mungkin mereka sibuk. Aku pun juga, sibuk
dengan perasaanku, *haiaah. Tapi ternyata cuma bertahan sebentar, soalnya ga
bisa lama-lama. Tapi ada juga ding yang masih bertahan, ya Allah semoga ini
bukan sombong namanya, tapi lagi ga pengen mengalah, aku ga mau sms duluan
tanya kabarnya, ngucapin ulang tahun, apalagi sekedar nyampah ke nomernya. Mengingatnya,
mengenangnya, hmm, sakitnya tuh di sini kali yaa…
“Ketika
kita memiliki teman, maka bukan berarti kita pasti akan selalu bersamanya. Ada
masa-masa kita harus pindah, mengambil kesempatan, melanjutkan sekolah, pekerjaan. Tetapi juga bukan berarti kalau sudah berpisah,
maka selesai begitu saja.
Itulah
gunanya persahabatan yang sejati, teman lama selalu menjadi teman, atau malah
lebih spesial saat bertemu kembali, menjalin kontak kembali. Hei, jika HP,
laptop, komputer, mengasyikkan kalau punya yang baru, tapi teman, semakin lama,
semakin mengasyikkan.
Selalu
begitu.”
Statusnya Bang Tere lagi, pas kena di
hati,
Ah, iri sama mereka yang punya
temen-temen lama, soalnya berasa ga punyaa, sempet keluar juga pernyataan ini
pas ada yang wisuda, “Wes ngene thok ki?”. Emang segitu aja og, yaudah lah
yaa..
Belajar dari banyak hal itu, sekarang
lagi seneng silaturrahim, tanya-tanya kabar, sms sampah, sekedar menyapa, pokoknya
ingin berusaha menjaga biar hubungannya baik-baik saja dan bisa sampai lama.
Semoga.. amiin.
Kayaknya banyak keuntungan dan kebaikan
menjaga silaturrahim deh ya? Ini ilmu kan ya? Kapan-kapan dibahas lagi ah..
-EfKa-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar